Kamis, 22 Mei 2008

ASMA BRONKIAL

ASMA BRONKIAL

1.PENGERTIAN

Asma adalah keadan klinik yang ditandai oleh masa penyempitan bronkus yang revesible, di pisahkan oleh masa dimana ventilasi relatif mendekati normal. Keadaan ini pada orang-orang yang menderita asma mudah di timbulkan olehberbagi rangsang. Hal ini menandakan suatu keadaan hippereaktivitas bronkus yang khas.

Perubahan jaringan asma tanpa komplikasi terbatas pada bronkus dan terdiridari spasme otot polos, edema paru-paru, infiltrasi sel-sel radang dan hiper sekresimukus yang kental. Mobilisasi sekret pada lumen dihambat oleh penyempitan dari saluran pernapasan dan pengelupsasn sel epitel bersila, yang dalam keadaan normalmembantu membersihka mukus.

2. DISFUNGSI FENTILASI

Pada asma terdapat ketidak mampuan mendasar dalam mencapai angka aliran udara normal selama pernapasan (terutama pada ekspirasi). Hal ini dicerminkan dengan rendahnya VEF1 voleme udara yangt dihasilkan sewaktu usaha membuang napas dengan paksa pada detik pertama dan diukur dengan parameter yang berhubungan.

Turbulensi arus udara dan getaran ke bronkus mengakibatkan suara mengi yang terdengar jelas pasa saat serangan asma; namun tanda fisik ini juga menyolok pada sumbatan saluran napas lain. Penderita asma yang gelisah biasanya bernapas lebih cepat dari normal
( walaupun hal ini cenderung menambah resistensi alira udara ) dan menghindarka kegiatan yang tidak perlu.

Naman pada keadaan asma kronik, masa tanpa serangan mungkin dapat menghilang, sehingga mengakibatkan keadaan asam yang terus menerus, sering disetai infeksi sekunder.

3. SUBKELOMPOK ASMA

Adalah bronkitis kronik, yaitu kelainan yang di tandai oleh hipersekresi bronkus secara terus menerus dan emfisema, dimana hilangnya jaringan penunjang paru-paru menyebabka penyempitan berat saluran pernapasan yang terutama dirasakan menyolok ketika mengeluarkan napas. Walaupunatopi selalu siap menyeranGpenderita asma bronkial pada berbagai keadaan tetapi pada sejumlah besar penderitasmatik sulit ditemukan faktor alergi, sekalipun pada penderita-penderita ini telah dilakukan penelitian yang meleahkan.Penderita-penderita semacam ini, termasaukbayi-bayi dan juga ereka yang berusia pertengahan dan orang dewasa lain, sering kali disebut penderita asma "intrinsik", walaupunsebenernya problema mereka lebih sesuai disebut "idiopatik" (yang berarti, tidak dapat di terangkan).

Beberapa orang dewasa yang menderita asmaidiopatik juga terserang polip hidung, sinusitis berulang, dan obstruksi saluran pernapasan berat yang memberikan respon pada pemberian aspirin yang sudah di campur dengan berbagai kombinasi.

Beberapa penderita asma yang berat mengalami mengi yang bertambah dan sesak (napas pendek yang abnormal) dan rasa lelah dalm setiap pengerahan tenaga. Selain itu, sering terlihat suatu bentuk asma yang di indukasi oleh kerja (EIA,exercise induced asthma), di mana asma timbul beberapa menit setelahmelakukan aktivitas singkat dan sering sembuh setelah istirahat, disertai terjadinya bronkospasme yang jelas.

EIA paling sering dijumpai pada anak-anak, dan ciri khasdari EIA adalah terjadi pada orang yang tak memberikan gejala sebelum mengeluarkantenaga.

4. DIAGNOSIS BANDING

Karena asma bronkhial lebih merupakan gambaran respon abnormal daripada suatu penyakit, maka diagnosis banding ama bronkial memerlukan perhatian pada bentuk klinis dan faktor-faktor utamadari sindrom ini, serta perbedaan asma dari gangguan obstruksif saluran pernapasan lainnya. Kadang-kadang, orang yang berada dalam ketegangan psikis bernapas berlebihan, serta anak-anak bernapas dengan suara kerasyang sebenernya mempunyaiadenoid yang membesar, leher penek atau epiglotis yang "terkulai" dapat dicurigai menderita asma; disfungsi otot laring juga sewktu-waktu dapat menyempitkan saluran napas.

Pada orang dewasa, setidak-tidaknya hiperaktivitas saluran pernapasan sering dapat dikesampingkan dengan memperhatikan respon tes yang normal terhdap inhalasi metakolin, sedangkan pada anak-anak persoalan ini dapat dipecahkan dengan pemeriksaan yang teliti dan meredanya gejala-gejala dan adanya perkembangan keadaan setelah beberapa lama.

5. PERTIMBANGAN PENGOBATAN JANGKA PANJANG

Perjalanan penyakit yang panjang merupakan ciri khas penyakit asma dan keadaan hippereaktivitas bronkus yang menyertai penyakit ini memaksa untuk dilakukan tundakan pengobatan kronik. Bila terbukti ada faktor-faktor yang diprantarai IgE, maka usaha-usaha untuk mengurangikontak terhadap alrgen dan imunoterapi sudah diketahui sangat bermanfaat.

Menghindari iritan, khususnya asap tembakau, dan pengobatan segera pada infeksi bakteri yang membandel pada pernapasan sering terlupakan walaupun umumnya sangat bermanfaat.

6. PENGOBATAN UNTUK ASMA BERAT

Sering kali penderita baru mencari bantuan medik setelah gejala berlangsung berhari-hari dan semakin memberat. Dalam masa ini,pemasukan cairan dan kalori yang buruk disertai dengan peningkatan kerja penapasan, dan kehilangan cairan dapat menimbulkan dehidrasi dan asidosis metabolik yang bermakna, serta memperbesar penyumbatan mukus bronkus.

Seperti sudah ditekan kan sebelumnya, taraf obstruksi saluran napas tidak seragam dan, walaupun terjadi kompensasi vaskular, mengakibatkan ventilasi dan aliran darah dialiran paru-paru tertentu menjadi tidak sempurna. Sebagai akibat perbedaan inimaka ada bagian-bagian darah paru-paru tertentu menjadi tidak sempurna.

Sebagai akibat perbedaan ini, maka ada bagian-bagian aliran darah paru-paru yang tidak mengalami aerasi dan keadaan ini menyebabkan hipoksia serta cenderung menghambat pembuangan CO2. pada penderita asma, defisit CO2 mudah diatasi oleh usaha penapasan, yang dapat menyingkirakan gas yang telah siap untuk berdifusi ini dengan melakukan hipervwentilasisebagian kecil alveoli dngan pefusi yang cukup.

Karena terjadi hiperventilasi, tekanan persial CO2 (PCO2) dalam darah arteri sering dibawah nilai normal (40 mmHG) pada asma ringan atau sedang. Karena itu kenaikan PCO2 ketingkat normal atau tingkat yang lebih tinggimenandai bahwa sudah terjadi penyumbatan stadium lanjut dan berbahaya (dan ventilasi-perfusi yang tidak sesuai). Demikian juga tak adanya kompensasi terhadap defisiensi pengambilan O2; akibat nilai PO2 turun secara progresif, waktu asma bertambah berat.

Peningkatan kerja pernapasan yang besar sekali memperberat keadaan ini karena secara nyata menambah penggunaan O2 untuk bernapas dan ancaman pembentukan CO2. Akhirnya, ventilasi tidak cukup untuk kebutuhan sistem metabolisme pernapasan.

Pemberian epinefrin tetap merupakan langkah pertama yang cocok untuk pengobatan darurat asma, walaupun obat-obat inhalasi beta (misalnya, metaproterenol, albuterol) seringsama efektifnya.

Tidak ada komentar: